Iklan


 

Diskusi Warung Kopi Harian Rakyat Sulbar, Apa Kata 6 Narasumber Tentang Sumpah Pemuda

Selasa, 30 Oktober 2018 | 21:57 WIB Last Updated 2018-10-30T14:42:41Z
Diskusi Warung Kopi Hadir Tujuh Narasumber
POLEWALITERKINI.NET – Harian Rakyat Sulsel Biro Sulbar dibawa komando Andi Rannu menggelar diskusi warung kopi memperingati Sumpah Pemuda bertema “REFLEKSI SUMPAH PEMUDA ; PELUANG & TANTANGAN GENERASI MUDA DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN BERBANGSA”.

Diskusi ini. Selasa, 30 Oktober 2018 menghadirkan 6 narasumber, diantaranya Letkol Arh Dedi Setia Arianto (Dandim 1402/Polmas), Kompol Mihardi SH. S.Ik (Waka Polres Polman), M. Syabri Syam (Ka BNNK Polman).

Muliadi S.Ag, M.Sos (Wakil ketua 1 STAIN Majene), Jamar Jasin B, S.Sos, MH, M.Si (Ketua Komisi 3 DPRD Kab Polman), Firdaus Abdullah SH (Pengurus DKP KNPI Polman) dan Andi Rannu S.Si, M.Si (Moderator) dengan peserta dari unsur Mahasiswa, OKP, Pers dan Masyarakat Umum dan pengunjung Warkop Raja.

Dandim 1402/Polmas, Letkol Dedi Setia Arianto
Letkol Arh Dedi Setia Arianto (Dandim 1402/Polmas) pada kesempatannya mengatakan, Sumpah Pemuda ini lahir dari sebuah suatu pemikiran dari generasi muda pada zamannya dan itu tidak datang atau tidak muncul tiba-tiba pada tahun 1928.

Namun bagi proses-proses yang diinisiasi oleh generasi muda dimulai dari berdirinya Budi Utomo Kongres Pemuda pertama sampai dengan Kongres Pemuda yang kedua dan menghasilkan 3 poin atau ikrar pemuda yang disebut SUMPAH PEMUDA.

Sumpah Pemuda sendiri adalah suatu proses perjuangan anak muda yang pada zamannya, yang waktu itu tidak mudah untuk di masa penjajahan tidak mudah untuk melakukan suatu kegiatan yang mungkin dibilang sebebas saat ini.

Tentunya kita sebagai generasi muda kita bisa mengambil nilai-nilai Bagaimana Perjuangan pemuda pada masa itu dan sampai dengan hari ini kita mewarisi karakter dari generasi muda atau pemuda masa perjuangan dari Sumpah Pemuda yang terjadi pada saat itu.

Dandim menyinggung HOAX, berita berita di media yang pada saat ini tentunya tidak terlepas dari dinamika politik yang ada pada pesta demokrasi saat ini, berharap kepada generasi muda tentunya bisa menyaring.

Bisa membedakan mana informasi yang sifatnya benar atau informasi yang bisa dikatakan diragukan kemudian saya juga berharap bahwa di era dinamika di era informasi teknologi ini tentunya Kita semua harus cermat karena sudah nyata di depan mata kita adalah tantangan yang kita hadapi saat ini adalah disintegrasi bangsa.

Dalam kondisi ini tentunya ada hal-hal yang perlu kita lakukan bersama yaitu salah satunya melalui media ini atau kegiatan ini juga kita bisa sharing dan bisa bertukar pikiran untuk membahas bagaimana langkah-langkah kita ke depan untuk menangkal untuk suatu imunitas bangsa agar kita terhindar dari disintegrasi bangsa yang sama-sama kita khawatirkan.

Wakil Ketua 1 STAIN Majene, Muliadi, S.Ag, M.Sos
Pada kesempatan sama Muliadi S.Ag, M.Sos (Wakil Ketua 1 STAIN Majene) mengatakan, dalam konteks Nasional maupun lokal, bersumber dari sudut pandang pendidikan terutama pada aspek pendidikan perguruan tinggi peluang kita untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi saya kira sudah sangat besar termasuk di Sulawesi Barat.

Alasan Muliadi, tidak dari 2 perguruan tinggi yang ada di Sulbar kita itu tidak perlu ke Makassar dimana akses pendidikan ke seluruh masyarakat sudah sangat baik kalau selama ini saya di Makassar kurang lebih 20 tahun di kampus.

Dia melihat bahwa sesungguhnya mereka bukan tidak mampu membayar SPP kalau saya lihat tetapi yang paling berat bagi mereka itu adalah living cost tinggal di Makassar. Dengan menghadirkan perguruan tinggi di tengah-tengah masyarakat maka otomatis mereka bisa kuliah sambil bekerja sampai tinggal di rumah atau sama orang tua.

“Intinya adalah kompetensi saat ini kalau kita tidak memiliki skil komunikasi kita akan tersingkir.” Jelas Muliadi S.Ag, M.Sos (Wakil ketua 1 STAIN Majene).

Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Polman,
Jamar Jasin Badu
Jamar Jasin B, S.Sos, MH, M.Si (Ketua Komisi 3 DPRD Kabupaten Polman) mengangkat literasi berpikir tentang lahirnya gagasan semangat pemuda, Apakah kompetisi gagasan pemuda itu baru dikenal hari ini.? tidak..!

Kompetisi gagasan pemuda itu lanjutnya terlahir dari fakta sejarah itu di ikrar Pemuda 1928, itu sudah kita pahami tetapi generasi saat ini baru mengenal adanya Pilkada sebagai kompetisi gagasan baru.

Kompetisi langsung itu sudah terlahir seiring dengan perjuangan kemerdekaan sampai saat ini dari era ke era kita sudah mengenal berbagai literasi, mahasiswa itu sudah tahu karena terlahir dalam dunia digital udah tahu tapi yang berbeda adalah semangat menjalankan satu kompetisi demokrasi sejak era 1928 sampai di era sekarang.

Ini era digital kompetisi yang diwariskan ke kita adalah satu sebuah semangat namun kita berbeda fase, berbeda Tempat dan Berbeda situasi Apa makna dibalik dari semangat itu adalah kesinambungan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lahir jangan kita bicara tentang kesinambungan kehidupan berbangsa dan negara Kalau tidak ada filter yang mengikat kita, filter kita adalah etika, moralitas dan agama.

Kepala BNNK Polman, M. Syabri Syam
Berbeda M. Syabri Syam (Ka BNNK Polman) yang mendefinisikan Pemuda mulai dari usia 16 sampai 30 Tahun, Definisi Pemuda juga secara fisik terus mengalami perkembangan secara psikis mengalami perkembangan emosional perkembangan mental Nah yang kedua pemuda itu energik dan dinamis.

Kata Syabri pemuda saat ini memang tengah menghadapi berbagai persoalan salah satunya adalah narkoba tapi kita lihat dulu apa yang terjadi di dekat kita saat ini apa yang terjadi di lingkungan kita dan apa yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Padahal sambungnya, sebagaimana pendahulu kita pejuang pejuang kita bahwa pemuda itu adalah tongkat estafet untuk masa depan bangsa kita tahu bahwa bagaimana pada saat itu pada tahun 1928 para pemuda yaitu para pemuda di Indonesia berkumpul di Batavia.

Sebelum kongres 2, pada kongres 1 pergerakan pemuda lebih intens memperjuangkan, zaman itu ada namanya pergerakan pemuda pemberantasan buta aksara pada kongres 2  menyatakan ikrar satu darah satu tanah air dan satu bahasa.

Nah sekarang kita kembali dengan pemuda masa kekinian kita lihat bahwa Pemuda saat ini tengah dipersiapkan pada persoalan-persoalan khususnya isu narkoba yang paling dominan sebagaimana data yang dilakukan oleh BNN maupun yang kerjasama dengan instansi terkait.

Bahwa penyalahgunaan narkoba di Indonesia hampir setiap harinya meninggal adalah usia 10 sampai 50 tahun ini tentunya sangat membahayakan jika ini terus terjadi Siapa yang mau jadi TNI, Polri dan anggota dewan.

Wakapolres Polman, Kompol Mihardi S.H S.Ik
Dikesempatan lain Kompol Mihardi SH. S.Ik (Waka Polres Polman) menyampaikan bahwa Sumpah Pemuda ada berbagai unsur tanah dan air itu unsur fisik mungkin ini bisa juga dikatakan almamater bisa juga dikatakan tempat kelahiran atau Bumi kandung dan yang kedua bangsa.

Kata Mihari di sana kita mengaku berbangsa yang satu menurut pemikiran kami yang dikatakan berbangsa itu kita berada dalam satu ikatan lahir dan batin berjuang bersama untuk yang satu selanjutnya kita mengaku berbahasa yang satu walaupun hari ini kita mungkin lebih menyenangi menggunakan bahasa lain selain bahasa Indonesia.

“Kita mungkin lebih ingin dikatakan bergaya mungkin di depan pacar kita sok-sok bahasa Inggris Sok bahasa ini bahasa Jerman Bahasa Perancis kemudian kita lupa dengan bahasa Indonesia.” Urai Kompol Mihardi.

Lanjut Mihardi, kita banyak mengangkat kegiatan-kegiatan kemudian kita menggunakan bahasa Inggris atau bahasa asing. Pertanyaannya apakah kita perlu melakukan semua itu. Itu kita perlu jawab bersama sebagai bahan refleksi.

Kemudian kaitan dengan peluang dan tantangan dia menafsirkannya, pemuda dulu berkumpul kongres 1 dan 2 puncaknya 1928 kemungkinan pemikiran pemuda pada saat itu bersemangat dan bersatu menuju kemerdekaan hari ini kemerdekaan apa yang ingin kita raih?

Perlukah kita untuk melakukan Sumpah Pemuda ulang, apakah sudah merasa satu tanah air apakah kita sudah merasa satu bahasa, jika kita merasa satu tanah air kenapa kita masih malas membuang sampah pada tempatnya kita masih malas memberikan menganjurkan ke hal-hal kebaikan kepada orang sekitar, kita masih malas menegakkan kebenaran kita masih malas membenarkan yang benar.

Pengurus DKP KNPI Polman, Firdaus Abdullah S.H.
Sementara Firdaus Abdullah SH (Pengurus DKP KNPI Polman) dalam kesempatannya mengatakan, bahaya yang kita hadapi saat ini adalah HOAX, menghadapi tahun politik ini kawan-kawan sekalian sebenarnya sudah menjadi Ancaman bagi kita semua, ancaman bagi demokrasi, ancaman bagi persatuan dan kesatuan.

Firdaus contohkan, masih ingat bagaimana publik dan terpercaya yang disampaikan oleh Ratna terkait dengan korban kekerasan yang dialaminya, menjadi korban kekerasan di Bandung ini menjadi kontra terhadap lawan politik nya tetapi terbukti bahwa apa yang disampaikan itu ternyata menimbulkan kebohongan dan Hampir seluruh masyarakat merasa terbohongi.

“Tentu lebih penting saat ini pemuda berkarya dan membangun mulai dari dirinya sendiri jangan dulu terlalu jauh keluar dengan konteks yang ada, mulai lah dari diri sendiri kemudian mengajak dan menjadi contoh di sekitarnya.” Tuturnya.

Kegiatan diskusi warung kopi memperingati Sumpah Pemuda kemudian alot saat dilanjutkan dengan sesi dialog dan tanya jawab.

Laporan  :  Wiwin


iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Diskusi Warung Kopi Harian Rakyat Sulbar, Apa Kata 6 Narasumber Tentang Sumpah Pemuda

Trending Now

Iklan

iklan