Iklan


 

Jadi Masalah Serius, Dinkes Polman : Hati Hati Gunakan Wadah Plastik!

Senin, 11 Maret 2019 | 23:45 WIB Last Updated 2019-03-11T15:46:35Z

POLEWALITERKINI.NET – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menggelar rapat monitoring evaluasi (Monev) lintas sektor dan lintas program dirangkaikan sosialisasi donor darah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).

Kegiatan Monev di Pemkab Polman ini dilaksanakan di ruang pola kantor Bupati Polman yang dihadiri para Kepala Desa, Lurah dan Camat. Senin, 11 Maret 2019.

Kepala Dinkes Polman, Andi Suaib Nawawi dalam materinya meminta mengurangi penggunaan wadah plastik, hal itu lantaran wadah plastik sekarang ini telah menjadi masalah serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia, terlebih plastik tidak mudah diurai mikroorganisme sehingga membuat tanah tidak subur.

"Saya meminta sekiranya dapat mengurangi penggunaan wadah berbahan dasar plastik, di Indonesia sudah 60 juta ton sampah plastik kita hasilkan, mari sama sama kita berbuat karena plastik ini nanti bisa teruai setelah 100 tahun." Kata Kepala Dinkes Polman, Andi Suaib Nawawi.

Menurut Suaib Nawawi, dampak negatif wadah plastik ketika makanan dan minuman panas dimasukkan ke dalam wadah plastik, maka bisa dipastikan senyawa kimia di dalam plastik tersebut akan ikut larut dan terurai sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh.

"Kalau buat acara hindari penggunaan wadah berbahan dasar plastik sebagai bentuk tanggung jawab moral dan sosial terhadap generasi kita." Ujar Andi Suaib Nawawi.

Selain itu, Suaib Nawawi mengusulkan terbentuknya bank darah di Polman demi memperkuat Unit Transfusi Darah (UTD) dalam upaya menjamin kebutuhan darah, sebab di tahun 2018  terdapat 25 kasus kematian ibu yang hampir seperduanya akibat pendarahan ditambah lagi keengganan pihak keluarga untuk merujuk pasien ke rumah sakit.

"Sebaiknya Ibu hamil tiga bulan sebelum melahirkan mendonorkan darahnya, apalagi tidak semua kehamilan itu berlangsung sembilan bulan ada yang prematur, di periode 2019 sudah tiga kasus kematian ibu." Jelas Suaib Nawawi.

Sementara itu, ditempat yang sama, Kepala UTD Polman dr, Emy Purnama Natsir mengimbau kepada peserta rapat supaya mendonorkan darahnya secara sukarela karena pemerintah sudah mewanti wanti tidak boleh memperjualbelikan darah.

Kata dia, darah adalah materi biologis (organ) yang belum dapat diproduksi di luar tubuh manusia sebab itu menyumbangkan darah sama dengan menyumbangkan organ.

"Transfusi darah itu bisa beresiko kalau kita salah memberikan darah." Kata Kepala UTD Polman dr, Emy Purnama Natsir.

Dia menambahkan, meningkatnya kebutuhan darah karena banyak penyakit membutuhkan darah, apalagi UTD PMI di Polman merupakan satu satunya di Sulbar yang melayani semua kabupaten di Sulbar.

"Rumah sakit saat ini belum memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), sebab BDRS ini nantinya harus melaporkan perencanaan kebutuhan darah per tahunnya kemudian dilaporkan kepada UTD di wilayahnya." Ungkap Emy Purnama Natsir.

Lanjut Emy, berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (Supas 2015) masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) karena pendarahan 305 per 100.000 kelahiran hidup, atau 27.1 persen AKI karena pendarahan (2017) lalu sembilan persen dari pendarahan yang tidak tertangani dikarenakan tidak tersedianya darah tepat waktu (2015).

"Donor darah itu adalah keajaiban dimana yang memberi dan menerima sama sama sehat tidak ada dampak negatifnya karena ada darah keluar kemudian muncul darah baru." Jelas Emy Purnama Natsir.
Laporan  :  Achmad Gazali

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jadi Masalah Serius, Dinkes Polman : Hati Hati Gunakan Wadah Plastik!

Trending Now

Iklan

iklan