Iklan


 

Selain Rumah Reot, Nenek Siti Pun Kehilangan Kasih Sayang Dari Anak Perempuannya!!

Jumat, 27 Juli 2018 | 01:09 WIB Last Updated 2018-07-26T17:43:56Z
Tim Mencoba Mendamaikan Antara Nenek Siti
Dengan Anak Perempuannya
Tim Berubaya Memberikan Pemahaman Kepasa Nenek Siti
Agar Menerima dan Memafkan Anaknya
Jalan Ke Rumah Nenek Siti Menyeberangi Sungai
POLEWALITERKINI.NET – Tubuhnya yang renta membukakan pintu saat penulis bersama Kasat Reskrim Polres Polman, AKP Niki Ramdhany beserta teman teman pemerhati masalah sosial dari SPA mengunjungi rumahnya.

Tak lama, ia berkisah tentang kondisinya saat ini. "Puluhan tahun saya tinggal disini, suami saya meninggal sudah lama, dan anak anak pada pergi." Ujar Siti Khofifah, 99 tahun dengan berbahasa Mandar. Senin 23 Juli 2018.

Nenek Khofifah ini masih memiliki anak laki-laki bernama Liming, bekerja mengumpulkan batu di sungai dan kadang membawa becak. Sementara anak perempuannya sudah bersuami dan tinggal tak jauh dari gubuknya.

Meski demikian masih terbilang sebatang kara bertahan hidup di lokasi kebun tak jauh dari aliran sungai Dara di Kelurahan Darma, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat.

Rumahnya itu berada di tengah perkebunan warga lain. Untuk menuju ke sana, harus menyeberangi sungai dan hanya ada jalan setapak yang cuma dapat dilewati sepeda motor atau berjalan kaki.

Rumahnya nyaris roboh berukuran 4 × 4 meter beratap rumbia sebagian besar tiang dan dinding terbuat dari papan dan bambu yang sudah lapuk dimakan rayap, terbagi dua ruang yakni tempat tidur usang sekaligus menjadi kursi tamu dan ruang dapur.

Begitu pun penerangan rumah hanya sekedar memakai satu lampu pelita (Pajjannangan) tanpa aliran listrik, terlebih untuk aktivitas mandi, BAB dan mencuci, Siti Khofifah menjalaninya berjalan kaki menuju sungai.

Siti Khofifah bercerita, rumah panggungnya itu adalah peninggalan almarhum  suaminya, begitu pun dengan tanahnya yang sudah ia beli seharga Rp. 15 ribu, semasa hidup mendiang suaminya bekerja sehari hari sebagai petani.

"Iya, sewaktu bersama suami, seingat saya harga tanah Rp. 15 ribu pada waktu itu. Tapi sebelum meninggal Pua mu jual lokasi kebun ini ke anak tiri saya." Beber Siti Khofifah tersenyum mengenang serpihan masa lalu bersama almarhum suaminya.

Kondisi nenek ini memaksanya untuk berhemat, makan sehari semalam hanya memasak beras dengan takaran 1 gelas plastik dengan bahan bakar kayu.

"Saya berhemat nak, kalau masak beras cukup takaran satu gelas plastik sehari semalam, yang penting ada nasi dimakan urusan lauk pauknya nanti belakangan, karena anak saya kerjanya hanya pungut kerikil di sungai lalu dijual." Tuturnya.

Dibalik kisah hidupnya, terungkap hubungan antar anak perempuannya tak begitu baik, ada kesalahpahaman antar orang tua dan anak.

“Saya dianggap bukan lagi ibu oleh anak perempuanku, dia tidak menganggap saya lagi nak.” Kata Siti Khofifah.

Tak berselang lama, anak perempuan yang dimaksud muncul dan bertemu dengan rombongan penulis, SPA dan Kasat Reskrim Polres Polman saat bergerak pulang. Kami pun mencoba mencairkan hubungan itu dengan memberikan pemahaman kepada anak perempuannya.

Rasa haru dan air mata pun mewarnai pertemuan itu, anak perempuannya mendekati ibunya kemudian memeluk meminta maaf. Meski tampak Siti Khofifah enggan memaafkan anaknya sehingga tim mencoba memberikan pemahaman.

“Maafkan saya indo, tidak ada maksud saya menyakitimu.” Kata anak perempuannya dengan suara serak disertai tangis.

Meski saat itu hubungan antara anak dan orang tua belum sepenuhnya berdamai dan saling memaafkan, namun kepada tim anak dan menantunya berjanji akan mencoba mengerti dan memahami kondisi ibunya yang sudah tua.

Saat meninggalkan lokasi, tim menyayangkan tak ada salah seorang tokoh masyarakat, agama, maupun pemerintah setempat melakukan upaya perdamaian antara ibu dan anak ini.

“Kita sayangkan karena Nenek ini tidak membutuhkan materi, namun sepertinya dia memiliki masalah dengan anak anaknya sehingga perhatian dan kasih sayang pada usia lanjut tak dinikmati. Tentu kita berharap ada tokoh yang bisa mendamaikan mereka”.

Sementara Kasat Reskrim Niki Ramdhany sangat prihatin, secara pribadi diluar kedinasan,  dirinya berjanji memberi perhatian khusus dengan memperbaiki rumah nenek ini.

"Kita rehab rumahnya, saya melihat dari struktur rumah ini sangat membutuhkan dukungan baik dari Pemda maupun khalayak ramai." Ucap Niki Ramdhany.

Tak hanya itu Niki bakal mengunjungi setiap tiga hari atau seminggu sekali ke rumah Sitti Khofifah mengecek kondisi nenek ini, bahkan Niki menawarkan kepada Siti Khofifah untuk dikontrakkan rumah layak huni sementara waktu  hingga rumahnya selesai di rehab.

"Rumahnya sangat tidak layak sekali dikarenakan di hutan dan rumahnya mudah terbakar api apalagi ada angin dan hujan yang kuat rumah itu akan goyang, dan semua bantuan ini di luar dinas sifatnya pribadi." Tutup Niki.

Laporan  :  Z Ramadhana.

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Selain Rumah Reot, Nenek Siti Pun Kehilangan Kasih Sayang Dari Anak Perempuannya!!

Trending Now

Iklan

iklan