Iklan


 

Dari ’Trauma Healing’ Hingga ’Assessment’ Seorang Pengungsi Pikirkan Dana KUR

Kamis, 21 Januari 2021 | 19:11 WIB Last Updated 2021-01-21T11:34:40Z

POLEWALITERKINI.NET – Kementerian Sosial bekerjasama IAI DDI Polman, memberikan trauma healing, pendampingan anak dalam belajar dan bermain kemudian membantu assessment kepada orang dewasa korban bencana gempa di pengungsian.

Pantauan polewaliterkini.net. Kamis (21/01/2021), tampak mahasiswa IAI DDI Polman bersama tim Kementerian Sosial melaksanakan bakti kemanusiaan di lokasi pengungsian bencana gempa bumi di Sport Center, Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali, Polman.

Sebagai Hypnoterathy dari IAI DDI Polman, Wahyudi saat ditemui mengatakan, kegiatan ini mereka awali dengan Assessment dengan mengedintifikasi masalah yang tengah di derita oleh para pengungsi pasca gempa lalu.

“Jadi kita mengedintifikasi awal apakah ada korban kemudian kita petakan lebih awal bagaimana kedalaman traumatiknya kemudian kita pisahkan dan dilanjutkan dengan penanganan-penanganan tentu dengan berbeda tekhnisnya.” Kata Hypnoterathy dari IAI DDI Polman, Wahyudi.

Dia mencontohkan salah satu korban tertangani di pengungsian sport center mengalami traumatik pada kondisi cukup tinggi dengan berteriak-teriak dan bahkan sempat di rujuk ke klinik RSUD Kabupaten Polewali Mandar.

“Setelah kita melakukan tracing atau penelusuran lebih jauh ternyata masalahnya, pertama dia memikirkan keluarganya dimana saudara-saudaranya masih ada di wilayah Malunda.” Ungkap Wahyudi.

“Dan paling utama jadi pemicu Depresinya itu adalah masalah kredit KUR BRI yang sudah dia ambil sebesar Rp. 10 Juta beberapa bulan lalu untuk kegiatan bisnis kandang ayam. Namun dalam proses pembangunan gempa ini hadir dan merobohkan kandangnya.” Lanjut Wahyudi.

Selain orang dewasa juga ada dari kelompok anak-anak mengalami reaksi normal traumatik akibat bencana gempa bumi di Majene-Mamuju. Korban ini mengalami demam dan tidak mau makan meski pun sudah meminum obat vitamin dan penurun panas.

“Juga ada anak-anak seperti di belakang kita ini, kasusnya panas tinggi dan setelah di berikan obat penurun panas tapi tidak berdampak ke tubuhnya, ternyata kita lakukan identifikasi dia ada menyimpan traumatik namun dia berada di wilayah reaksi normal dipicu oleh gempa itu.”
Ujar Wahyudi.

Tim kami sudah 2 hari melakukan tracing dengan melakukan berbagai metode tekhnis berbeda, seperti mengajak untuk bermain bahkan dengan melelahkan otot-ototnya kemudian diakhiri dengan terminasi setelah kegiatan itu.

“Hasil penelusuran dan penyesuaian-penyesuaian alahamdulillah sudah mulai membaik. Kemarin kita berikan permainan, kemudian melelahkan otot-ototnya begitu di antaranya.” Jelasnya.

Dia menambahkan, bahwa keberadaannya di pengungsian ini merupakan wujud dari kerjasama antara Institut Agama Islam DDI Polewali Mandar dengan Dinas Sosial.

Laporan  :  Sukriwandi


iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dari ’Trauma Healing’ Hingga ’Assessment’ Seorang Pengungsi Pikirkan Dana KUR

Trending Now

Iklan

iklan