Iklan


 

Demo Aliansi Mahasiswa Polman, Berikut Kata Bupati, RSUD dan Anggaran Covid

Kamis, 02 Juli 2020 | 17:51 WIB Last Updated 2020-07-03T04:16:56Z
Bupati dan Plt Dirut RSUD Polman Memberikan
Penjelasan Kepada Mahasiswa
POLEWALITERKINI.NET – Kematian bayi asal Lamasariang yang ibunya sebelumnya terpapar Covid-19 berbuntut panjang. Sejumlah massa yang tergabung dalam Aliansi Mahaiswa Polman melakukan unjuk rasa di depan RSUD dan Kantor Pemkab Polman. Kamis (02/07/2020).

Mereka menuntut ‘MATINYA SISTEM PELAYANAN RSUD POLEWALI’ dengan cara berorasi bergantian, membakar 3 buah ban bekas dengan membawa 4 buah spanduk bertuliskan ‘RSUD Harus Bertanggung Jawab atas kematian bayi salah satu warga Lamasariang’.

Selain itu spanduk bertuliskan ‘Copot PLT Rumah Sakit’, ‘Berikan sanksi kepada Dokter yang menolak pasien untuk ditangani', dan ‘Membuka secara rinci anggaran Covid19 yang masuk di RSUD Kabupaten Polman’.

Usai melakukan unjuk rasa di depan RSUD Polman, Koordinator Lapangan, Sofian bersama puluhan Mahasiswa kembali melakukan aksi di halaman Kantor Pemkab yang di terima langsung oleh Bupati Polman, H Andi Ibrahim Masdar.

Pada kesempatan itu Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar mengatakan, persoalan dokter yang di tuntut adik Mahasiswa tentu pihak Pemkab tidak bisa melakukan intervensi mengingat bersangkutan sudah di mutasi ke Mamuju.

“Kalau masalah dokter yang adik-adik tuntut kami sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi di karenakan dokter yang menangani itu sudah di pindah tugaskan ke mamuju di karenakan dia tidak mau atau menolak menangani pasien Covid.” Jelas Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar.

Lebih lanjut, terkait penanganan pasien pemkab polman selama ini mengedepankan kesehatan rakyat sehingga tidak ada mengungkapkan sesuatu yang berlebihan. Kata Bupati semua ada aturan mainnya.

“Perlu kalian ketahui Polman ini mengedepankan kesehatan Rakyat jadi jangan asal bicara karena kita juga harus mengikuti aturan yang ada.” Kata Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar di depan Mahasiswa.

Andi Ibrahim Masdar menyampaikan bahwa persoalan pokok di Polewali Mandar ini adalah tenaga medis yang harus menangani atau menjemput pasien yang menolak Rapidtest tentu jika mengajak bekerjasama siapapun juga pasti berpikir.

“Kalau sekarang saya mengajak kerjasama siapa diantara kalian yang mau ikut menjemput pasien yang menolak Rapidtest pastinya tidak ada yang mau kan, karena itulah yang menjadi pokok permasalahan di polewali mandar ini.” Ungkap Andi Ibrahim Masdar.

Terkait anggaran Bupati mengatakan, dana yang ada di Polewali Mandar tentu masih banyak namun untuk pihaknya melakukan penggunaan secara hemat meningat masa pandemi corona belum di pastikan berakhir.

“Saya sampaikan ke adik adik Dana yang ada di Polman ini memang banyak tapi kami irit pemakaiannya di karenakan mengantisipasi jika corona ini berlangsung Lama di mana kita akan mendapatkan dananya.” Tutup Andi Ibrahim Masdar.

Sementara itu Plt Dirut RSUD Kabupaten Polman, dr Emy Purnama Natsir menjelaskan mengenai pasien meninggal kronologisnya pasien masuk ke RS dengan riwayat petugas di rumah kejang-kejang dan di sarankan untuk di operasi namun tidak bisa lagi.

Bupati Polman, Andi Ibrahim Masdar Bersama
Plt Dirut RSUD Polman, dr Emy Purnama Natsir
“Pasien masuk di RS dengan riwayat petugas rumah kejang-kejang, untuk melahirkan normal tidak bisa lagi, dokter sarankan operasi, prosedur operasi karena pasien ini sudah tekanan darah tinggi sudah lemas ah kemungkinan jika operasi akan masuk ICU.” Jelas Plt Dirut RSUD Kabupaten Polman, dr Emy Purnama Natsir.

Berikut Vidio Penjelasan Plt Dirut RSUD Kabupaten Polman, dr Emy Purnama Natsir. Simak Yuk....


“Sebelum masuk ICU pihak RS melaksanakan Rapidtes dan Swab hasilnya yang di temukan positif sehingga masuk pasien Covid 19. Pada saat mau operasi Kamar operasi kita belum siap pada kasus-kasus Covid. Jadi untuk melakukan operasi perlu rujukan pada pasien ini.” Jelas dr Emy Purnama Natsir.

“Kita sudah mau kasi rujukan ke Makassar, Pare pare tapi tidak ada yang menerima dengan alasan Full (Penuh). Jadi kemudian komite medik memberikan keputusan akhir dengan memberikan rujukan ke RS Regional Mamuju,Regional Mamuju ini adalah RS Rujukan yang di Pilih Kemenkes RI sebagai RS rujukan Covid di Sulawesi Barat.” Jelasnya lagi di depan teman teman Mahasiswa.

“Sesampainya di Mamuju pasien ini di kasi pilihan mau kah di operasi karena RS Regional Mamuju juga tidak siap untuk kasus Covid kamar operasinya. Kemudian di kasi pilihan apa kah mau di operasi dengan kamar operasi yang tidak standar, pasien menolak minta di pulangkan.” Ungkap dr Emy Purnama.

“Setelah pasien menolak di tindaki di Mamuju akhirnya kembali ke Polewali, di Polewali walau pun kondisi kamar operasi tidak siap mau tidak mau tetap kita langsung operasi untuk menyelamatkan ibu dan bayinya, tetapi takdir ALLAH ini ibu selamat bayinya 1 jam kita  resusitasi jantung paru tapi tidak bisa terselamatkan.” Tutup dr Emy Purnama.

Di tempat yang sama Kepala Badan Keuangan Kabupaten Polman, Mukim Tahir menjelaskan, terkait dana covid yang masuk di RSUD Kabupaten Polman sekira Rp. 1,8 M dan sudah terpakai sekitar 1,5 M adapun dana yang tersisa saat ini sekitar 300 Juta.” Jelas Kepala Badan Keuangan Kabupaten Polman, Mukim Tahir

Laporan  :  Tim

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Demo Aliansi Mahasiswa Polman, Berikut Kata Bupati, RSUD dan Anggaran Covid

Trending Now

Iklan

iklan