Iklan


 

Proyek Bibit Kakao Rp. 28,1 Miliar Amburadul, Ribuan Bibit Rusak Belum Diganti, Pembayaran Macet

Jumat, 10 Oktober 2025 | 11:35 WIB Last Updated 2025-10-10T03:35:55Z

Truk pengangkut bibit kakao bantuan Disbun Sulbar di Polman. (Foto : Ahmad Gazali).

PolewaliTerkini.Net - POLMAN - CV Aysando Utama, kontraktor pelaksana proyek pengadaan bibit kakao senilai Rp. 28,1 Miliar milik Dinas Perkebunan (Disbun), Sulbar, hingga kini belum melakukan pergantian ribuan bibit rusak yang diterima kelompok tani di Kabupaten Polewali Mandar (Polman).


Padahal, Disbun Sulbar telah melayangkan surat resmi kepada perusahaan tersebut sejak 10 hari lalu. Dalam surat itu, Disbun meminta secara tegas agar kontraktor segera mengganti bibit rusak demi menghindari kerugian petani penerima manfaat.


Tak hanya persoalan pergantian bibit, CV Aysando Utama juga disebut-sebut belum melunasi utang pembelian bibit kakao kepada CV Wahana Multi Cipta, selaku penyuplai utama bibit yang beralamat di Kolaka, Sulawesi Tenggara.


Kepala Pemasaran CV Wahana Multi Cipta, Fian, mengungkapkan kerugian besar yang dialami perusahaannya dalam proyek pengadaan bibit kakao ini. 


Menurutnya, CV Aysando Utama baru membayar uang muka sebagian kecil dari total pembelian bibit. 


“Bagaimana ini pembayarannya, kasihan perusahaan sudah serahkan bibit ke kelompok tani, tapi penangkar belum dilunasi pembayarannya. Ini masih pakai anggaran perusahaan, bukan Negara.” Ungkap Fian melalui sambungan telepon. Rabu (08/10/2025).


Perjalanan Bibit dan Kerusakan di Lapangan. Fian menjelaskan, dalam pengadaan senilai Rp. 28,1 Miliar tersebut, Direktur CV Aysando Utama, Sukma, rencananya membeli 700 ribu bibit kakao dari CV Wahana Multi Cipta secara berutang, dengan kesepakatan pelunasan setelah pencairan anggaran.


"Kemudian kami mengirimkan 10 truk bibit dari Kolaka ke Polman. Namun, 4 dari sepuluh truk tidak dapat menjangkau wilayah pelosok tempat kelompok tani berada." Terangnya. 


Menurut Fian, bibit kakao dalam truk tersebut harus bermalam selama sehari setibanya di Polman, sebelum bibit didistribusikan menggunakan mobil pick up ke wilayah pelosok.


Akibatnya, sebanyak 180 ribu bibit mengalami kerusakan sehingga ditolak kelompok tani. Bibit yang ditolak itu kini disimpan di penangkaran bibit kakao di Tapango, Polman.


“Perjalanan dari Kolaka ke Polman dua hari, lalu 4 truk tidak bisa langsung masuk ke wilayah kelompok tani. Bibit jadi stress, kering, dan rusak.” Jelasnya.


Lebih jauh, Fian juga menyesalkan sikap kontraktor yang membeli sebagian bibit dari penangkar lokal, yakni CV Abizar, untuk memenuhi kuota 1,2 juta batang bibit dalam paket pengadaan tersebut. 


"CV Wahana Multi Cipta sudah memiliki sertifikasi dari Kementerian Pertanian dan nama perusahaan kami tercantum pada label resmi bibit bantuan ini, kalau CV Aysando beli bibit juga ke penangkar lokal di Polman saya tidak tahu itu." Pungkasnya. 


Dalam proyek pengadaan bibit kakao senilai Rp. 28,1 Miliar tersebut, CV Aysando Utama selaku pemenang tender bukanlah perusahaan penangkar bibit, dalam menjalankan kegiatan, CV Aysando membeli bibit kakao ke sejumlah penangkar dengan sistem berutang. 


Sementara itu, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pengadaan bibit kakao Disbun Sulbar, Ziqqie Al Masri Kadir, belum memberikan tanggapan saat dihubungi melalui akun WhatsApp-nya.


Laporan : Ahmad Gazali

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Proyek Bibit Kakao Rp. 28,1 Miliar Amburadul, Ribuan Bibit Rusak Belum Diganti, Pembayaran Macet

Trending Now

Iklan

iklan