Iklan


 

PNTI Polman Berbagi, Kini Bantu Warga Miskin Tuna Netra

Jumat, 01 Februari 2019 | 19:22 WIB Last Updated 2019-02-01T11:23:07Z


POLEWALITERKINI.NET - Ketua Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (PNTI) Cabang Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Taufik bantu salah satu keluarga miskin di Desa Duampanua, Kecamatan Matakali. Selasa, 29 Januari 2019.

Ketua PNTI Polman, Taufik saat ditemui menyampaikan motivasinya membantu keluarga pasangan suami istri Abdul Rauf (49 thn) dan Sapiara (40 thn) lantaran kondisinya sangat memperihatinkan. Dia sangat membutuhkan uluran tangan dan perhatian. 

Dengan tibanya informasi kondisi keluarga Abdul Rauf ia langsung mengunjungi keluarga tersebut dan memberikan bantuan berupa kasur untuk anak bungsu Abd Rauf dan Safiara yakni Asrul (5 thn) yang mengalami cacat lumpuh dan hanya bisa terbaring lemah di lantai beralaskan tikar.

"Saya pertama kali lihat Infonya dari teman, saya lihat kondisinya sangat memprihatinkan, saya belikan kasur untuk anaknya yang lumpuh karena saya lihat tidurnya melantai dan hanya beralaskan tikar saja." Kata Taufik.

Selain memberikan kasur, Taufik juga membagikan sembako kepada Abdul Rauf agar dapat meringankan beban keluarganya, Ia pun berjanji akan membantu Abdul Rauf untuk mendapatkan program bantuan rumah layak huni karena kondisi rumahnya sudah mengalami kerusakan parah.

"Kami akan usahakan dia mendapatkan program rehab rumah dengan menghubungi instansi terkait." Jelas Taufik.

Sementara itu, Abdul Rauf yang bertindak sebagai Kepala Keluarga hanya bisa merawat anak kandungnya Asrul yang menderita lumpuh selama 2 tahun terakhir, kondisi ini diperparah sebab Abdul Rauf sudah tidak lagi bekerja mencari nafkah karena mengalami kebutaan kedua matanya tak dapat lagi melihat.

"Dulu saya kerjanya tukang kayu tapi setelah buta cuma tinggal saja dirumah jaga anak istri yang pergi kerja cari sabuk kelapa di kebun milik warga." Ujar Abdul Rauf.

Meski dengan keterbatasan fisik, tak lantas membuatnya putus asa, Abdul Rauf  tetap mengurus dan berusaha mencari nafkah dengan berjualan sabuk kelapa agar keempat anaknya terus dapat bersekolah.

"Saya memiliki empat orang anak yakni Ramadani (kelas 6 SD), Alfian (kelas 6 SD juga mengalami cacat fisik), Aliyah Asha Putri (kelas 3 SD) dan Asrul (5) mengalami cacat lumpuh." Ungkap Abdul Rauf.

Rauf juga mengungkapkan dahulu istrinya pernah berjualan kue tradisional buroncong namun karena keterbatasan modal akhirnya usahanya gulung tikar, sehingga sekarang untuk dapat menghidupi kebutuhan sehari hari keluarganya, ia hanya mengandalkan penghasilan dari hasil menjual sabuk kelapa yang dijual Rp. 5 ribu rupiah perikat.

"Sabuk kelapa ini dikumpulkan dan diikat oleh istri saya, itupun sangat jarang yang beli, pak." Tutur Abdul Rauf.
Sementara rumah tempat tinggal Rauf bersama istri dan anaknya hanya berukuran 4x6 meter dan jauh dari kata layak huni padahal lokasi tempat pemukimannya hanya berjarak beberapa kilometer saja dari Kantor Bupati dan berada di pinggir jalan poros tepatnya didekat markas TNI 721 Manding.

"Anak saya yang lumpuh sama sekali tidak bisa apa apa, saya masih harus menyuapi dan memindahkan tempatnya." Terangnya.

Terkait dengan kondisi kesehatan anaknya yang lumpuh, Abdul Rauf mengaku sangat jarang dikunjungi oleh petugas kesehatan, Asrul anaknya yang lumpuh tersebut juga belum tercover dalam jaminan kesehatan seperti dengan anak anak lainnya.

"Tinggal ini pak belum masuk kasihan di BPJS gratis, untuk bantuan beras gratis kita biasa dapat kadang tiga liter dan empat liter kalau ada lagi pembagian." ujar Rauf.
Laporan  :  Achmad Gazali

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • PNTI Polman Berbagi, Kini Bantu Warga Miskin Tuna Netra

Trending Now

Iklan

iklan