Iklan


 

Polman Tersaji Tulang Ikan Diolah Jadi Kripik Berlabel Paceko!

Selasa, 11 September 2018 | 01:02 WIB Last Updated 2018-09-10T17:03:14Z
Rahmanianti Perlihatkan Produk Kripik Buatannya
POLEWALITERKINI.NET – Kebanyakan orang beranggapan tulang ikan adalah bagian dari ikan yang tak berguna, namun tak demikian bagi Rahmaniati (40 tahun) berkat olahan tangannya tulang ikan tuna mampu disulap menjadi kerupuk yang sangat lezat, gurih dan bernilai gizi tinggi.

Rahmanianti menciptakan makanan ringan berbentuk kripik dengan mengolah limbah  tulang ikan tuna yang lebih dahulu diasinkan atau dalam bahasa bugis disebut ikan toppa kemudian direbus sampai lunak lalu diblender.

"Sampai tersisa hanya sarinya yang dipakai dan digoreng garing." Ujarnya, saat ditemui, pekan lalu. di Warkop BM, samping SMAN 1 Polewali.

Ide pembuatan kripik tulang ikan tuna ini berawal dari kegemaran Rahmanianti mengkonsumsi ikan tuna dan hobby memasak, sehingga ia mulai berpikir memanfaatkan tulang dan kepalanya yang tersisa menjadi kripik.

"Tadinya saya berpikir buat sambel, sayang kalau tulang dan kepalanya tersisa banyak, terus sepupu bilang coba bikin kripik." Kata Rahmanianti.

Setelah berhasil membuat kripik tulang ikan pertama kali respon orang orang yang ia berikan contoh mencicipi rasanya justru meminta lagi dibuatkan, akhirnya Rahmanianti berinisiatif menjadikan kripik tulang ikan menjadi peluang usaha baru yang dikemas dan diberi label Paceko's, bahkan dengan berbagai varian rasa coklat dan pedas.

"Kenapa saya beri nama paceko's karena  paceko dalam bahasa mandar berarti dapur, kemudian huruf S dibelakang berarti saya, jadi paceko itu maksudnya dapur saya." Terang Rahmanianti.

Ditahap awal upaya mempromosikan usaha kripik tulang ikannya ini, Rahmanianti masih melakukannya door to door dari mulut ke mulut ditambah promo melalui media sosial seperti facebook dengan namanya sendiri Rahmanianti Enchos dan Whats app, omzet bulanannya pun belum dapat dihitung karena usahanya baru berjalan 12 hari.

"Promonya belum menitip ke toko atau kemana mana, masih door do door lah, maklum usaha ini baru berjalan." Jelas Rahmanianti.

Dia menambahkan meski kripik tulang ikan tunanya baru sekadar dipasarkan via media sosial namun pesanan konsumen dari luar daerah seperti dari Kalimantan, Sulsel dan Palu, Sulteng mulai berdatangan.

"Biasanya  konsumen luar daerah ini pesan melalui telepon dan media sosial, tapi kalau konsumen lokal datang saja ke rumah di jalan kemakmuran Polewali." Ujarnya.

Produk usaha rumahan kripik tulang ikan merek Paceko, s milik Rahmanianti dijual dengan harga Rp. 15 ribu per bungkus, sementara untuk mendapatkan bahan baku tulang ikan tuna Rahmaniati menjajaki kerjasama dengan para produsen pedagang ikan.

"1 kilo tulang ikan itu dapat menghasilkan 20 bungkus kripik." Kata Rahmanianti.

Menurutnya, meski belum mendapatkan label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) kripik ikan tuna olahannya aman dikonsumsi karena alami tanpa bahan pengawet dari zat kimia.

"Krupuk tulang ikan inikan bagus untuk pertumbuhan anak anak karena ikan tuna banyak kalsiumnya justru di tulang dan di kepala." Ujar wanita yang memiliki pengalaman mengelola salon kecantikan selama 20 tahun ini.
Laporan  :  Z Ramadhana

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Polman Tersaji Tulang Ikan Diolah Jadi Kripik Berlabel Paceko!

Trending Now

Iklan

iklan